KITAB TAUHID
Karya :
SYEKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
Penerjemah :
M. YUSUF HARUN, MA
Murajaah :
BAKRUN SYAFI’I, MA
DR.MUH.MU’INUDINILLAH
BASRI, MA
ERWANDI TARMIZI
sumber: google.com
KATA PENGANTAR
Tauhid adalah pegangan
pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi
landasan bagi setiap amal yang dilakukan.
Hanya amal yang dilandasi
dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia
kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.
Allah Ta’ala
berfirman:
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal shaleh, baik laki- laki maupun perempuan, sedang ia dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik lagi dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97).
Berdasarkan pada
pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap
muslim memperlajarinya.
Tauhid bukan sekedar
mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah; bukan
sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)
Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan
Sifat-Nya.
Iblis mempercayai bahwa
Tuhannya adalah Allah; bahkan mengakui keesaan dan kemaha-kuasaan Allah dengan
meminta kepada Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum jahiliyah kuno yang
dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta,
Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. (Lihat Al
Qur’an: 38: 82, 31: 25, 23: 84-89). Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu
belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang beriman
kepada Allah .
Dari sini timbullah
pertanyaan: “Apakah hakikat tauhid itu?
Tauhid adalah pemurnian
ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah
secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut
kepada-Nya.
Untuk inilah sebenarnya
manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk
menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama
sampai Rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad . (Lihat Al Qur’an: 16:
36, 21: 25, 7: 59, 65, 73, 85, dan lain-lain).
Maka buku di hadapan
pembaca ini mempunyai arti penting dan berharga sekali untuk mengetahui hakikat
tauhid dan kemudian menjadikannya sebagai pegangan hidup.
Buku ini ditulis oleh
seorang ulama yang giat dan tekun dalam kegiatan da’wah Islamiyah. Beliau
adalah syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi, yang dilakhirkan di Uyainah,
tahun 1115 H (1703 M), dan meninggal di Dir’iyyah (Saudi Arabia) tahun 1206 H
(1792 M).
Keadaan umat Islam -dengan
berbagai bentuk amalan dan kepercayaan- pada masa hidupnya, yang menyimpang
dari makna tauhid, telah mendorong syaikh Muhammad bersama para muridnya untuk
melancarkan da’wah Islamiyah guna mengingatkan umat agar kembali kepada tauhid
yang murni.
Maka, untuk tujuan
da’wahnya beliau menulis sejumlah kitab dan risalah, yang di antaranya:
1. Kasyf Asy
Syubuhat
2. Tafsir Al fatihah
3. Tafsir syahadah “La
Ilaha Illah”
4. Kitab Al kabair
5. Ushul Al Iman
6. Ushul Al Islam
7. Al Masa’il Al lati
kholafa fiha Rasulullah ahlal Jahiliyah
8. Aadab Al Masy-yi Ilash Sholah
(Ala madzhabil Imam Ahmad bin Hambal)
9. Al Amru bil ma'ruf wan
Nahyu ‘anil Munkar
10. Mukhtashar
Siraturrasul
11. Kitab tauhid alladzi
huwa Haqqullah ‘alal ‘ibad.
Buku terakhir inilah yang
terjemahannya ada di tangan pembaca.
Dan melalui buku ini,
beliau berusaha untuk menjelaskan hakikat tauhid, dan penerapannya dalam
kehidupan seorang muslim.
Dalam bab I, penulis
menjelaskan hakikat tauhid dan kedudukannya; dalam bab 2 & 3 menerangkan
tentang keistimewaan tauhid dan pahala yang diperoleh darinya; dalam bab 4
mengingatkan agar takut terhadap perbuatan yang bertentangan dengan tauhid,
serta membatalkannya, yaitu syirik akbar, atau perbuatan yang mengurangi
kesempurnaan tauhid, yaitu syirik ashghar; dalam bab 5 menjelaskan tentang
kewajiban berda’wah kepada tauhid; dan dalam bab 6 menjelaskan tentang makna
tauhid dan syahadat “la Ilaha Illallah”.
Upaya pemurnian tauhid
tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan tetapi harus
dibarengi dengan penjelasan tentang hal-hal yang dapat merusak dan menodai
tauhid. Untuk itu, pada bab-bab berikutnya, penulis berusaha menjelaskan
berbagai macam bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat membatalkan atau
mengurangi kesempurnaan tauhid, dan menodai kemurniannya, yaitu apa yang
disebut dengan syirik, baik syirik akbar maupun syirik asghar, dan halhal yang
tidak termasuk syirik tetapi dilarang oleh Islam, karena menjurus kepada
kemusyrikan, disertai pula dengan keterangan tentang latar belakang historis
timbulnya syirik.
Terakhir, penulis
menyebutkan dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah, yang menerangkan tentang
keagungan dan kekuasaan Allah, untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang
paling berhak dengan segala ibadah yang dilakukan manusia, dan Dialah Tuhan yang
memiliki segala sifat kemuliaan dan kesempurnaan.
Satu hal yang unik dalam
metode pembahasan buku ini, bahwa penulis tidak menerangkan atau membahas
tauhid dengan cara yang lazim kita kenal dalam bukubuku masa kini. Pada setiap
bab, penulis hanya menyebutkan ayat ayat Al Qur’an dan hadits-hadits serta
pendapat-pendapat ulama salaf; kemudian beliau menjabarkan bab-bab itu dengan
menyebutkan permasalahan-permasalahan penting yang terkandung dan tersirat dari
dalil-dalil tersebut.
menjabarkan bab-bab itu dengan
menyebutkan permasalahan-permasalahan penting yang terkandung dan tersirat dari
dalil-dalil tersebut.
Mengingat amat ringkasnya
beberapa permasalahan yang dijabarkan oleh penulis, maka dengan memohon taufiq
Allah, penerjemah memberikan sedikit keterangan dan penjelasan dengan diapit
oleh tanda dua kurung siku “[…]” atau melalui catatan kaki.
Apa yang diharapkan oleh
penulis bukanlah sekedar mengerti dan memahami, tapi lebih dari itu, yaitu:
sikap dan pandangan hidup tauhidi yang tercermin dalam keyakinan, tutur kata
dan amalan.
Semoga buku ini bermanfaat
bagi kita dalam usaha mewujudkan ibadah kepada Allah dengan semurnimurninya.
Hanya kepada Allah kita
menghambakan diri, dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
Semoga shalawat dan salam
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga dan para
sahabatnya.
Kata Pengantar
Reviewed by suqamuslim
on
03.54
Rating:
Tidak ada komentar: